Minggu, 05 Mei 2013

My Adventure with XI IPA 1 (Bagian 2)


Malam Yang Dingin dan Gelap Gulita

Saat itu, ketika kami semua bersiap – siap untuk makan, tiba – tiba listrikpun padam. Serentak anak – anak perempuan teriak. Ada satu anak perempuan bernama Ismy, dia phobia akan gelap. Jadi pas listrik padam dia langsung menjerit ketakutan. Untung saja kami membawa lilin, wktu itu aneh juga kenapa bawa lilin. Tapi untungnya lilinnya kepake juga… Banyak anak perempuan yang merasa ketakutan, alhasil kami semua berkumpul di ruang TV sambil makan tentunya. Sekitar satu jam ternyata listrik belum nyala juga dan persediaan lilin kami menipis. Yang paling menghabiskan / boros dalam pemakaian lilin adalah ismy, karena dia kan phobia gelap jadi mau tak mau lilin yang dinyalakan lebih dari satu dan harus berada di depan dia. Waktu itu ia menyalakan 5 lilin sekaligus. Tapi dia masih tetap ketakutan, dia tidak mau makan karena gelap. Beberapa anak laki termasuk saya dan juga penjaga villa, keluar mencari lilin. Kami berpencar, sebagian ada yang cari ke atas dan sebagian kebawah. Saya, Satrya, Ifan, dan Wildan mencari kebawah. Setiap warung kami masuki tetapi hasilnya nihil karena sudah dibeli oleh warga sekitar. Tidak jauh dari villa kami, ada Gardu pembangkit listrik, ternyata Gardu itu terjadi konsleting listrik dan sedang ditangani oleh petugas. Jadi gara – gara ini toh kenapa tiba – tiba mati lampu. Soalnya kata penjaga villa, jarang sekali ada pemadaman lampu, jika ada pasti akan diberitahu sebelumnya.

Akhirnya kami menemukan warung yang jual lilin. Walaupun Cuma ada 2 kotak tapi kami bersyukur ada yang masih menjual, setidaknya tidak sia – sia kami mencari lilin. Kami balik ke villa dengan jalan kaki, karena tidak ada angkot yang kearah villa kami. Sampai di villa, kami mengumpulkan lilin yang dibeli. Ternyata warung yang berada di atas, masih menjual banyak sekali lilin nya dan itu tidak jauh dari villa (tau gitu mending cari di atas) -___-“. Saya dan herman ke dapur mengambil persediaan lilin itu untuk digabungkan, tapi nyatanya yang seharusnya masih ada 1 kotak lilin kini sudah tidak ada. Saya dan herman menanyakan kepada semua anak – anak yang ada di ruang TV tapi mereka engga tau semua. Saya dan herman curiga pasti ada yang mengambilnya Cuma tidak mengaku. Herman memutuskan untuk mencarinya tanpa sepengetahuan anak – anak lainnya. Beberapa anak laki – laki bermain poker, ya karena permainan yang kami punya hanyalah kartu dan juga gitar. Kalo main PS kan tidak bisa karena listriknya sedang padam. Anak perempuan pun juga main poker, untungnya kami membawa beberapa set kartu, jadi yang lainnya juga bisa main. Beberapa anak perempuan juga ada yang menemani Ismy karena dia masih ketakutan, ada juga yang masih tetep narsis foto – foto walaupun disuasana yang gelap karena pemadaman lampu secara mendadak. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, anak perempuan ada yang sudah mengantuk tapi takut untuk tidur dikamar. Anak laki – laki dan beberapa anak perempuan berunding dan telah disepakati bahwa anak perempuan tidur di ruang TV dan anak laki – laki tidur di halaman. Halaman di Villa kami ada 2, yang pertama halaman yang menghadap ke Taman, yang kedua menghapadap ke pintu gerbang. Karena yang menghapadap ke pintu gerbang lebih luas dan memang diperuntukan untuk parker mobil, jadi kami anak laki – laki tidur di halaman kedua. Dan juga lebih mudah mengawasi keadaan sekitar. Beberapa anak laki ada yang tidur di dalam, tapi bukan diruang TV melainkan diruang Tamu karena tidak kuat akan dinginnya udara diluar. Sebagian besar anak perempuan sudah tertidur tapi tidak untuk ismy, dia masih ketakutan, satu – satunya cara agar dia tenang adalah dengan mengelelus – eluskan dahinya. Entah kenapa dia meresa tenang saat di elus dahinya. Anak laki – laki termasuk saya yang tidur dilluar tidak langsung tidur melainkan malah bermain kartu. Sekalian ber jaga – jaga jika ada sesuatu yang tidak diinginkan datang.

Waktu menunjukan pukul 11 malam tapi Ismy masih belum tertidur juga. Sudah sekitar 6 orang secara bergantian mengelus – elus dahinya tadi dia tidak mau tertidur juga. Akhirnya kami (yang masih belum tidur) untuk memanggil wildan agar mengelus – elus dahinya. Pertamanya wildan tidak mau tapi akhirnya mau juga. Wildan ini adalah bisa dikatakan mantannya ismy, putusnya juga belum lama ini. Yang aneh nya adalah sewaktu Wildan mengelus dahinya Ismy, hanya dengan sekali saja ismy langsung merasa tenang dan tidak berapa lama langsung tertidur. Mungkin selama ini Ismy masih merindukan Jawa (nama panggilan untuk wildan). Setelah jawa selesai, langsung dia kehalaman, serentak anak – anak yang ada disana menyindir – nyindir jawa dan megejek – ejek jawa. Jawa pun hanya terdiam. Anak laki – laki yang berada di halaman sebagian sudah tertidur sebagian lagi masih berjaga. Tiba – tiba ada 2 orang anak perempuan datang ke halaman, dia adalah putrid dan zeta. Mereka berdua tidak bisa tidur, akhirnya ingut ngumpul dengan kami dan ikut bermain kartu sambil ditemani lagu – lagu islam. (ada gitu maen kartu backsoundnya shalawatan -___-“) ,  yang nyetel lagu shalawatan adalah iip, memang lebih enak lagu shalawatan jika dalam keadaan begini. Suasananya juga lebih adem dan juga tidak merasa gelisah. Jam menunukan pukul 3 pagi. Yang masih bangun saya, satria, dendi dan ditemani penjaga villa. Kemudian kami mencoba ke depan jalan, kami lihat gadu yang ada di dekat villa. Sepertinya Gardunya sudah mulai berfungsi kembali, karena petugas yang sedang memperbaiki gardu terlihat sedang beres – beres untuk meninggalkan tempat itu. Lalu kami jalan – jalan di sekitar villa kemudian balik ke villa, tak terasa kami menghabiskan 1 jam untuk jalan – jalan. Udara disana sangat dingin sekali. Satrya punya ide agar badan kita tetap hangat. Dia berbicara kepada penjaga villa, ternyata dia meminta izin untuk membuat api unggun. Penjaga villa malah memperbolehkannya, dia menyiapkan peralatannya. Tapi bahan untuk pembakarannya tidak ada. Akhirnya kami membakar sampah – sampah yang ada disekitar. Eitsss kami membakar sampah kertas bukan plastic, atau daun – daun kering sebagai pengganti kayu bakar. Ya walaupun baunya agak aneh, karena membakar sampah kertas, tapi tak apalah yang penting badan menjadi hangat.

Tak berapa lama, terdengar bunyi suara adzan subuh. Kami yang masih belum tidur membangunkan teman – teman yang lainnya untuk shalat berjamaah. Yang sebelumnya kami shalat di ruang TV, karena ruang TV dipakai untuk tidur, kami shalat di ruang tamu, semua kurasi dan meja dipindahkan agar kami bisa shalat berjama’ah.  Selesai shalat, kami berkumpul bersama,sambil ya… bisa dibilang bergosip ria… hahahaha. Waktu sudah menunjukan jam 6 pagi, tiba – tiba brili Tanya kepada saya, kenapa lampu belum nyala juga padahal kan Gardunya sudah dibetulin. Saya dan Brili kemudian pergi ke Halaman Pertama untuk melihat sekring Listrik, ternyata sekringnya turun… Pantesan aja sampai sekarang listrik tidak menyala, karena sekringnya belum dinaikan. Setelah sekring dinaikan, lampu Menyala kembali. Nah kemudian semua diberi tugas kepada emak, untuk anak cowo bersih – bersih villa, dan untuk anak cewe bersih – bersih kamar dan sebagian masak.
Untuk Kelanjutannya, Bisa dibaca diepisode selanjutnya… ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar