Jalan – Jalan Ke Puncak
Nama saya
Abi, kali ini saya ingin cerita tentang temen – temen saya waktu SMA saat
liburan semester 2 kelas XI . Jadi awal kisah saat kira – kira 3 bulan sebelum
liburan Semester 2 tiba, sebenernya ide untuk jalan – jalan liburan bareng
tidak disengaja. Berawal dari teman2 saya, biasa disebut Anak Belakang. Anak
belakang sendiri terbentuk secara tidak sengaja, karna duduk mereka dibelakang
jadi sebutannya anak belakang. Ifan adalah pencetus pertama yang bilang jalan –
jalan bareng pas liburan nanti, tapi anak – anak yang lain malah menanggapinya
dengan serius. Akhirnya jadilah kita jalan – jalan / liburan bersama. Walaupun
Belum ada satu tahun bersama mereka semua (tetapi saya dan teman – teman ada
yang sudah kenal dari kelas X) kami sudah seperti keluarga. Dari di sekolah
kompak, hingga dalam ulangan juga kompak -___-“.
Langsung ke
Cerita ini, jadi kita semua liburan selama 3 hari 2 malam di puncak. Kami semua
berangkat Hari Sabtu pagi. Pukul 07.00 Kami semua berkumpul di rmh neng (nama
panggilan dari Siti Fatimah). Tapi ya
namanya juga di Indonesia pasti jam nya jam karet, akhirnya mereka semua datang
kermh neng pukul 7.30. Bus yang akan kami naiki juga sudah standby dpn rumah
neng. Setelah semua berkumpul akhirnya kami semua naik ke bus, nah untuk para
cowonya harus mengangkat barang – barang untuk keperluan selama disana. Sekitar
pukul 8.00 akhirnya kita berangkat. Selama perjalanan kami bernyanyi bersama,
kebetulan juga ada yang bawa gitar jadi dalam perjalanan kami tidak bosan. Dalam
perjalanan ada 1 teman yang namanya Riesta, dia itu adalah teman cewe terbaik. Waktu
dari kelas X, gw selalu dekat sama dia… eitssss jangan salah paham dulu, gw ama
dia Sahabatan. Dia itu memang orangnya
mabuk dalam perjalanan menggunakan kendaraan. Mau mobil, angkot, bus, dan
semacamnya pasti dia selalu mabuk. Berhubung gw yang ditugasin membawa
perlengkapan P3K dan obat – obatan, jadi gw yang ibaratnya ngobatin dia. Biarpun
diobatin tetep aja dia muntah juga -___-“.
Okeh,
akhirnya sampai juga di Villa , nama villa itu Soposaulina. Villa nya engga
terlalu besar tapi engga terlalu kecil. Halaman di villa itu luas, jadi kita
bisa bermain disana. Sampai di villa tugas pertama anak laki – laki adalah
menurunkan semua barang – barang yang ada di dalam bus, dari mulai bahan
makanan sampai tas – tas yang dibawa. Anak perempuannya mulai memasuki kamarnya masing – masing. Satu kamar
bisa ditempati 4 – 6 orang, karena di dalam 1 kamar terdapat 3 tempat tidur yang
besar. Anak laki – laki sepakat tidur di ruang TV yang kebetulan memang besar,
bukan alas an karna engga dapat kamar tapi memang ingin menjadikan suasananya
itu seperti keluarga dan berbeda. Ya kalo dibillang engga kebagian kamar sih
memang benar, karna kamarnya sudah kuasai oleh anak perempuannya. Setelah semuanya
beres – beres dan tepat adzan zuhur jadi kami semua Shalat dzuhur berjamaah, nah
sebelum memulai shalat kami semua berfoto bersama . Okeh setelah selesai shalat waktunya acara
santai tapi tidak untuk anak perempuan, karena meraka harus memasak. Bukannya kami
semua tidak mau membeli makan diluar, tapi disini kami ingin menjadi sebuah
keluarga dan juga kami ingin melatih diri agar mandiri dimulai dari makan
sampai menjaga kebersihan, kami tidak mau bergantung kepada keadaan sekitar. Lagi
pula kami sudah SMA dan sudah sewajarnya bersikap mandiri. Sambil menunggu
makanan Matang, anak laki – lakinya ada yang main PS, trus Poker, bermain
gitar, ada juga yang sedang hunting foto di halaman. Tidak semua anak perempuan
di dapur dan ikut memasak jadi sebagian ada yang mencampur aktivitas anak laki –
laki. Waktu itu pukul 2.00 siang dan makananpun sudah siap untuk dimakan dan
sudah disajiakan di tempat makan. Yang membuat makanan siang ini adalah emak
(panggilan untuk Della) dan 2 orang temannya. Kenapa bisa dipanggil emak?... ya
karna dia itu seperti ibunya anak – anak. 2 orang temannya itu jika tidak salah
namanya riri dan juga lingga. Lauk pauk yang disediakan sederhana, tidak ada
yang special. Tapi yang membuat special adalah bisa makan bersama dengan teman –
teman. Tapi yang sangat disayangkan ternyata sayurnya hambar dan juga telurnya
juga hambar. Kami semua ingin ngomong kalo lauk nya hambar tapi tidak enk
terhadap emak.
Setelah acara
makan selesai waktunya bagian anak perempuan yang mencuci piring. Di saat itu
gw dan beberapa teman gw langsung ke dapur untuk mengontrol bahan makanan tapi
sambil bikin minuman. Dan temen gw yang namanya herman ternyata menemukan
kejanggalan , yaitu tidak ada garam ataupun bumbu – bumbu lainnya. Dan 2 orang
temannya emak tidak memberitahukan kepada kita semua jika di dapur tidak ada
bumbu penyedap. Ada beberapa orang yang marah kepada mereka berdua, akhirnya
kami mendiamkan mereka dan untuk selanjutnya yang memasak jangan mereka lagi. Ada
beberapa dari kita pergi keluar untuk makan diluar karena mereka hanya makan
sedikit tadi. Salah satunya tika, dia pergi turun kebawah untuk mencari warung
makan. Teman – yang lain juga begitu dan juga sambil jalan – jalan di sekitar
sana. Tidak asik rasanya jika di villa tidak berenang. Cuaca disana mulai
mendung tapi tidak menyurutkan anak – anak laki untuk berenang, alhasil
beberapa dari anak laki berenang. Yang memulai nyebur ke kolam yaitu herman
disusul teman - yang lain. Tapi yang
berenang hanya 3 orang saja , yang lainnya malah asik main PS. Tiba – tiba Putri
dan Zeta ikutan… eittssss anak cewe kalo berenang diwajibkan memakai pakaian
dan celana pendek. Supaya tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan. Ada juga
beberapa anak perempuan juga ikutan tapi hanya dipinggir kolam, berenang. Saya pun
juga ikut berenang, kami semua bercanda tawa disana. Bukan hanya berenang tadi
kami juga bermain volley di dalam kolam renang. Sewaktu kita lagi asik berenang
ada teman yang juga asik mengambil foto, dia bernama brili. Brili mengabadikan
semua moment – moment ketika di puncak. Bukan cuma brili saja tapi ada iffa
yang juga mengabadikan dengan kamera slr nya.
Mereka berdua
memang suka hunting foto. Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 17.00, kami
semua langsung keluar dari kolam renang dan cuacapun tiba – tiba menjadi hujan
deras. Beruntung kami selesai berenang tepat waktu, dan kami membersihkan diri
dan mandi. Tapi jangan salah sangka, untuk kamar mandi dipisah antara perempuan
dan laki – laki. Untuk perempuan kamar mandinya di kamar masing – masing,
karena di setiap kamar sudah ada kamar mandinya. Dan bagi pria kamar mandinya
ada 2, yang pertama itu di dekat ruang TV dan yang kedua di dapur. Berhubung waktunya
sudah menunjukan pukul 17.00 , jadi bagi para lelaki mengantri untuk mandi ya
seperti antri sembako hehehe. Setelah semua nya sudah mandi, kami semua
berkumpul di ruang TV. Ada yang bergosip ada yang main kartu, pokoknya macam –
macam. Disitulah kami semua merasa seperti sebuah keluarga besar. Dan Magribpun
tiba, kami semua menjalankan ibadah shalat magrib. Tidak semuanya karna ada
yang bukan non muslim, dan untuk perempuannya ada yang sedang halangan. Untuk shalat
asharnya, kami tidak berjamaah . setelah shalat magrib waktunya bagi anak
perempuan, kali ini koki yang masak nya berbeda. Kami berharap masakannya tidak
hambar seperti tadi siang. Setelah semua siap dan sudah dihidangkan di meja
makan tiba – tiba listrikpun padam. Seketika semua anak perempuan berteriak….
Lalu
apakah yang akan terjadi selanjutnya?....
Kelanjutannya
ada di Episode Selanjutnya di cerita “My Adventure with XI IPA 1” … ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar